PALU, BBCOM - Setelah tiga hari pasca Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel dan rombongan media pulang dari Kota Palu, Sulteng. Enam hari di Kota Palu, Sigi dan Donggala membuat penulis sadar sekaligus bersyukur bahwa hingga sekarang penulis masih dikelilingi oleh orang-orang terkasih dan punya keluarga yang masih lengkap.
Namun, dalam catatan BeritaBanjarmasin.com ada satu hal yang perlu diangkat ke permukaan yakni bagaimana seorang chef kawakan yang sudah 20 tahun bekerja sebagai juru masak profesional, ikut membantu korban penyintas di Kota Palu, Sigi dan Donggala, Sulteng.
Joni Kusuma, itulah nama pria kelahiran 42 tahun silam tersebut. Menekuni dunia masak-memasak sejak remaja terbukti dengan menamatkan kuliah di jurusan Tata Boga pada Akademi Kesejahteraan Sosial Yogyakarta tahun 1994.
Ayah dua anak yang menggandrungi balap motor ini memliki rekam jejak panjang di bidang masak-memasak, dari penuturannya secara langsung ia pernah mendapatkan juara III tingkat internasional kategori masakan nusantara dari Asosiasi Chef Profesional Indonesia. "Saya juga menguasai western food, pastry, bakery, japanese food dan chinese food," tuturnya kepada BeritaBanjarmasin.com.
Menurut eksekutif chef di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta ini, kehadirannya di tengah-tengah korban penyintas gempa, tsunami dan likuifaksi murni panggilan dari hati. "Ini jihad saya, dan saya senang ketika tahu ada lembaga kemanusiaan seperti ACT," bebernya saat ditemui di Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi, Minggu (5/11/2018).
Menurutnya lagi, yang dilakukan dengan kawan-kawannya tersebut adalah sebuah pengorbanan untuk kemanusiaan. "Kita harus berkorban tenaga, waktu dan keluarga," pungkasnya dengan mata berkaca-kaca. (ayo/sip)
Posting Komentar